“KOTA ILUNG”, LABEL NAGARA DI MASA DEPAN
Nagara merupakan salah satu ibu kota kecamatan yang ada di Kalsel. Hampir seluruh wilayah Nagara merupakan air. Sehingga di sana banyak dijumpai "klotok" atau perahu yang digunakan sebagai alat transportasi. Menilik kehidupan masyarakat di sana, kebanyakan kepala rumah tangganya memiliki pekerjaan yang tidak tetap. Status profesinya bermacam mulai dari pedagang eceran, tukang bengkel,, pemancing, supir klotok, petani sampai pengrajin. Jika tengok tingkat pendidikan rata-rata masyarakat di sana menurut Ketua RT 1 Bapak M. Fadlan, kebanyakan dari mereka yang tinggal di sana merupakan lulusan tingkat SMA, hanya beberapa yang memiliki gelar sarjana atau S-1. Fakta ini dapat dijadikan dasar sebab, mengapa status profesi masyarakat di sana tidak tetap. Kurangnya individu-individu unggul yang bisa dijadikan harapan sebagai penopang kehidupan warga di sana untuk membuka lapangan pekerjaan masih sedikit. Hal ini pun menyebabkan tingkat kreatifitas masyarakat di sana rendah atau kurang kreatif.
Sekarang kita beralih melihat kebutuhan pokok masyarakat di sana. Untuk masalah pengairan, air bersih PDAM sudah bisa dinikmati oleh masyarakat di sana. Namun hal ini mendapat kendala, disebabkan pendapatan masyarakat yang kurang mencukupi maka biaya untuk mendapat air bersih itu sendiri masih terlalu mahal. Sehingga banyak yang memilih menggunakan pompa air terlebih bagi mereka yang rumahnya dekat dengan sungai. Dari segi kesehatan air sungai tersebut tidak baik untuk di konsumsi karena air sungai di sana juga menjadi tempat pembuangan limbah baik limbah rumah tangga seperti detergen maupun limbah manusia berupa kotoran, sehingga air tersebut tercemar dan tidak higienis.
Masyarakat Nagara juga memiliki kegiatan sosial berupa tadarrusan dan ceramah agama yang diadakan setiap 3 kali seminggu, yaitu hari Kamis, Jumat dan Minggu.
Menyusuri badan sungai Nagara, dalam kurun waktu sekitar 20 menit kita akan sampai di Rawa Bangkau. Di sana terdapat "Kalang" semacam kandang untuk membiakkan kerbau rawa. Di dalam kalang banyak terdapat kotoran sapi, yang sebenarnya jika dikelola dapat dibuat menjadi pupuk organik. Di sekitar badan sungai dapat kita temui tumbuhan Eceng Gondok yang tumbuh dengan suburnya. Pertumbuhan eceng gondok itu sendiri bisa menjadi gulma, yang apabila tidak terkendali akan membahayakan fauna sekitar, salah satunya karena menambah volume residu CO2.
Melihat fakta-fakta di atas mulai dari keadaan masyarakat dan keadaan rawa yang terdapat di sana, maka saya bersama teman-teman melihat peluang dari hal ini. Bisa disebut sebagai "Mega Planning" intuk bisa menaikkan prestise Nagara tidak hanya di mata nasional tetapi juga di mata internasional. Yang mana nantinya hal tersebut akan berdampak pada perubahan taraf kehidupan, baik itu taraf ekonomi maupun taraf pendidikan masyarakat di sana untuk menjadi lebih baik.
4 ASPEK MEGA PLANNING
Saya bersama teman-teman meninjau ada 4 aspek yang perlu dibenahi untuk bisa mewujudkan yaitu masalah kotoran hewan, pertumbuhan eceng gondok, masih banyaknya lahan kosong dan baynaknya pengangguran. 4 aspek tersebut, apabila dikelola dengan baik akan membuat Negara tidak akan dipandang sebelah mata.
Pertama, masalah kotoran hewan, seperti kita ketahui di sana terdapat hewan ternak kerbau yang tentunya kakan menghasilkan sisa kotoran. Kotoran tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk kandang yang bisa digunakan untuk pertanian, mengingat tidak sedikit yang berprofesi sebagai petani. Hal tersebut setidaknya bisa menekan biaya produksi masyarakat di sana.
Kedua, mengenai eceng gondok. Meniru sedikit apa yang dilakukan masyarakat di Jawa, kita bisa memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan “Handycraft” atau kerajinan tangan yang nantinya diharapkan bisa menjadi ikon kota Negara itu sendiri karena sasaran pasarnya tidak hanya daerah lokal, maupun Nasional tetapi juga meliputi pasar Internasional, minimal di wilayah Asia.
Ketiga mengenai lahan kosong. Lahan kosong yang masih banyak nantinya akan dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata. Hal ini apabila terwujud nantinya, selain menambah tempat wisata di daerah Kalsel juga bisa menambah keuangan daerah. Sehingga secara lambat laun taraf kehidupan masyarakat di sana meningkat.
Yang terakhir adalah masalah pengangguran akibat yang pekerjaan yang tidak tetap. Tiga aspek di atas tidak akan pernah terwujud jika tidak ada orang yang mau mengkelolanya. Maka dari itu kita akan menggunakan tenaga masyarakat di sana sebagai pengelolanya. Hal ini nantinya akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di sana. Karena mereka sudah mempunyai pekerjaan tetap.
Kembali lagi, 4 empat aspek di atas tentunya tidak bisa diwujudkan begitu saja oleh masyarakat di sana, tentunya hal tersebut harus dapat bantuan dari pihak-pihak lain seperti Dinas Perhubungan, Dinas Budaya dan Pariwisata, dan lembaga Wahana Lingkungan Hidup. Kami dari jurusan Ilmu Komputer di sini berperan sebagai fasilitator yang menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah.
Kami sudah melakukan observasi keadaan lingkungan dan kondisi masyarakat di sana. Data-data dari fakta yang kami kumpulkan akan kami jadikan modal untuk melobi lembaga pemerintah yang menangani masalah ini untuk mau bekerja sama dalam membantu mewujudkan rencana ini. Contoh kerja sama yang kami minta, misalnya untuk Dinas Perhubungan supaya bisa memudahkan akses transportasi ke Negara, untuk Dinas Budaya dan Pariwisata supaya mendaftarkan daerah wisata Negara di buku katalog daerah-daerah wiasata yang ada di Kalsel dan untuk lembaga Wahana Lingkungan Hidup kami meminta saran dari mereka bagaimana cara untuk memanfaatkan lahan rawa di sana dengan maksimal tapi masih tetap menjaga keaslian dan keasrian lahan basah tersebut.
Setelah hal-hal tersebut disetujui maka tinggal tugas kami, mahasiswa Ilmu Komputer untuk membantu mewujudkan rencana ini. Pertama kami akan melakukan sosialisai kepada masyarakat bagaiamana keadaan lahan rawa yang baik menggunakan internet. Maksudnya di sini kami akan mencari informasi di internet bagaimana rawa yang ideal, untuk kemudian kami presentasikan dihadapan masyarakat mengenai gambaran rawa yang ideal sekaligus kami akan meminta kerja sama atas konsep yang kami tawarkan.
Setelah semua itu dilakukan dan masyarakat paham dengan konsep yang kami bawa mengenai 4 aspek permasalahan tersebut di atas untuk kemudian diwujudkan. Selanjutnya apabila 4 aspek tersebut di atas berhasil diatasi dan membuahkan hasil, seperti Handycraft eceng gondok made in Negara. Maka kami akan membantu mempublikasikannya ke masyarakat luas baik lokal, nasional, regional maupun internasional. Sehingga nantinya banyak investor lokal dan asing yang tertarik untuk membuka usaha di Negara. Hal ini nantinya selain menambah pendapatan daerah dan devisa negara, juga bisa menaikkan citra nama Indonesia di mata Internasional.
SEMOGA SUKSES!!!! MOHON DUKUNGANNYA...
0 comments:
Post a Comment